Official Site PSS Sleman

Setelah dua kali mengikuti Kompetisi Divisi Utama Liga Bank Mandiri, jajaran manajemen PSS mulai memahami karakter Kompetisi Liga Bank Mandiri. Pada dua kompetisi berikutnya, persiapan dilakukan secara seksama. Hasilnya pun membuat masyarakat Sleman berbangga. Meskipun kesebelasan wong ndesa, mampu mengungguli kesebelasan metropolitan yang sudah mempunyai nama besar bertabur pemian bintang.

Luar biasa. Itu kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan prestasi yang dicapai PSS dalam Kompetisi Divisi Utama Liga Bank Mandiri IX atau musim kompetisi tahun 2002-2003. PSS menduduki peringkat empat di bawah Persik, PSM, dan Persita dari 20 konsestan. Nama besar bukan lagi jaminan untuk berprestasi. Pemain bintang bukan jaminan. Tanpa melakukan persiapan yang serius, mereka akan tergilas oleh persiangan. Lihat saja Petrokimia Putra, sang juara bertahan musim sebelumnya harus terdegradasi di musim ini. Begitu juga Arema, salah satu klub yang benar-benar profesional tanpa bantuan APBD juga terdegradasi.

Pada musim ini PSS menambah pemain-pemain baru seperti Suwita Pata, Anton Hermawan dari Bandung. Anderson Da Silva, Marcello Braga dan Claudio Vijan juga menjadi rekrutan asing anyar pada musim ini. Di lini depan PSS masih mengandalkan duet striker lokal Seto Nurdiantoro dan M. Eksan. Kombinasi skuat ini berhasil menghasilkan permainan cantik dan Stadion Mandala Krida selalu penuh saat PSS bermain di kandang. Dari 38 kali bermain PSS berhasil meraih 16 kali kemenangan, 12 seri dan 10 kekalahan dengan poin 60. Terpaut 7 poin dari sang juara Persik Kediri.

Sumber: Buku Sepenggal Perjuangan PSS

Desember 16, 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.