Kompetisi Divisi Utama Liga Bank Mandiri X, PSSI mengurangi jumlah peserta kompetisi menjadi 18 tim. Hal itu dimaksudkan untuk meningktkan kualitas kompetisi. Dengan demikian kompetisi periode ini pasti lebih ketat daripada kompetisi-kompetisi sebelumnya. Untuk mempertahankan prestasi musim sebelumnya, PSS mempertahankan hampir seluruh skuat musim sebelumnya. Trio Brazil Anderson, Deca dan Marcello Braga ddipertahankan oleh manajemen. PSS menambah Francis Wollo untuk menemani Marcello Braga di depan. Tambahan pemain lokal seperti Rudi Widodo, TA Musafri dan Yuniarto Budi didatangakan manajemen untuk memperkuat skuat yang ada. Nahkoda tim pun berganti ke tangan Daniel Rukito setelah sebelumnya dipegang oleh Yudi Suryata.
Pada musim ini, PSS kembali ke kandang lama mereka yaitu Stadion Tridadi karena Stadion Mandala Krida mulai aktif dipakai PSIM Yogyakarta. Pindah kandang ternyata tidak mengurangi kehebatan PSS Sleman saat itu. Stadion Tridadi tetap saja angker bagi lawan-lawan PSS yang bertandang ke Sleman. PSS berhasil mempertahankan prestasi yang diraih pada musim sebelumnya, yaitu peringkat 4 di bawah Persebaya, PSM dan Persija. Dengan bermain sebanyak 34 kali PSS berhasil meraih 14 kemenangan, 11 kali seri, dan 11 kali kekalahan dengan poin 53. Pada tahun ini juga PSS masuk 4 besar di turnamen Copa Dji Sam Soe yang diadakan pada waktu jeda kompetisi. Perlu diketahui juga keberhasilan Daniel Rukito membawa PSS finis di urutan 4 akhir musim, membuat beliau dinominasikan sebagai pelatih terbaik Liga Bank Mandiri. Walapun akhirnya Benny Dollo terpilih sebagai pelatih terbaik.
Sumber: Buku Sepenggal Pejuangan PSS