
PSSLEMAN.ID, SLEMAN – Laga pekan ke-23 yang menjadi laga penutup tahun ini, berakhir dengan nirpoin bagi PSS. Menghadapi Persija Jakarta, Super Elang Jawa harus takluk dengan skor 1-0 akibat sepakan penalti di masa injury time babak kedua.
Meski laga sudah selesai dan tidak mengubah hasil apapun, namun PSS Sleman menyesalkan beberapa keputusan wasit yang dinilai merugikan PSS di laga tersebut.
Seperti misalnya, pada menit ke 74 detik ke 30, Bek Kiri PSS bernomor punggung 96, Abduh Lestaluhu melakukan tembakan dari luar kotak penalti. Namun, bola tersebut mengenai tangan kanan pemain Persija bernomor punggung 23, Hansamu Yama Pranata. Wasit yang bertugas saat itu, Futoshi Nakamura asal Jepang tidak menganggap itu Handsball. Ia menganggap bola tersebut tidak mengenai tangan pemain Persija.
Dalam video terlihat jelas kalau bola berbelok arahnya menjadi turun ke bawah. Namun hingga beberapa detik kemudian wasit tetap tidak menganggap itu adalah pelanggaran padahal ia berada di jarak yang sangat dekat dengan kejadian. Tangan kanan Hansamu terlihat aktif untuk menutup bola karena tangan kirinya hanya berada di samping dan tangan kanannya terbuka lebar dengan tujuan menutup bola.
Padahal dalam aturan terbaru IFAB (Badan Aturan Sepak Bola Internasional), menyentuh bola dengan tangan/lengan ketika hal itu membuat badan mereka menjadi lebih besar secara tidak natural. Seorang pemain dianggap membuat badan mereka menjadi lebih besar ketika posisi tangan/lengan tidak menjadi sebuah konsekuensi atau justifikasi pergerakan badan sang pemain dalam situasi spesifik itu.
Selanjutnya, Pada menit ke 91 detik ke 20, Bek Tengah PSS bernomor punggung 5, Thales Lira dianggap melanggar Pemain Persija bernomor punggung 9, Marko Simic di dalam kotak penalti. Wasit Futoshi langsung dengan tegas memberikan penalti kepada Persija. Padahal terlihat jelas kalau Thales hanya berfokus untuk membuang bola dengan kaki kanannya tanpa adanya kontak yang membuat Simic terjatuh.
Dalam tayangan ulang, terlihat jelas malah Thales terjatuh lebih dulu dan tidak ada kontak apapun yang membuat Simic jatuh. Malah, Simic terlihat menarik baju Thales agar dia terjatuh. Posisi Thales terlihat jelas hanya ingin membuang bola, namun wasit Futoshi tetap memberikan penalti kepada Persija.
Hal yang sama terjadi kepada PSS, Pada menit ke 97 detik ke 20, Penyerang PSS bernomor punggung 10, Ajak Riak terlihat dipeluk oleh pemain Persija sehingga membuatnya tidak bisa melakukan sundulan. Seharusnya hal ini dianggap pelanggaran karena pemain tersebut menahan pemain untuk bergerak.
Ajak pun sudah melakukan protes dengan memperlihatkan kalau bajunya ditarik dan dipeluk. Namun wasit Futoshi sama sekali tidak menggubrisnya. Terlihat juga pelukan pemain Persija sangat erat kepada Ajak dan membuat dirinya tidak bergerak bahkan tidak bisa untuk melompat. Namun tetap wasit Futoshi tidak menganggap itu adalah sebuah pelanggaran padahal ia dekat dengan kejadian tersebut. Hal yang sama pernah terjadi kepada PSS ketika menghadapi PSIS dan jelas keputusan berbeda diambil dan memberikan penalti untuk PSIS.
Senada dengan fakta di lapangan, setelah laga, coach Risto dan Esteban pun mengungkapkan kekecewaan mereka.
“Kami tidak tahu penyebabnya wasit asal Jepang tersebut memberikan penalti untuk tuan rumah di akhir pertandingan.” ujarnya Risto Vidakovic dengan kecewa.
“Kedatangan kami menjalani pertandingan ini dengan kerja keras sepanjang pertandingan. Namun wasit memberikan keputusan penalti yang tidak bagus untuk kami ketika tinggal dua menit,” Keluh Vizcarra.
Setelah kejadian ini, manajemen PSS akan melayangkan surat resmi terkait kerugian yang dialami. Harapannya, hal-hal seperti ini tidak lagi terjadi di kemudian hari mengingat perjuangan untuk mendapatkan poin demi poin dilakukan dengan usaha maksimal dan akan sangat menyakitkan jika harus dicederai dengan keputusan-keputusan yang merugikan tim.
(pssleman.id)