Official Site PSS Sleman

PSSLEMAN.ID, SLEMAN – Sepak bola menjadi cabang olahraga yang akrab sejak kecil bagi penjaga gawang PSS Sleman asal Filipina, Anthony Pinthus. Pria berkewarganegaraan Filipina-Swiss tersebut begitu ceria dan bersemangat ketika menceritakan hal tersebut.

“Ayah, adalah orang pertama yang memperkenalkan saya tentang sepak bola sejak kecil kepada saya. Bahkan ketika mulai bisa berjalan, saya bermain sepak bola bersamanya. Setiap hari kami tidak lepas dari aktivitas tersebut,” ujarnya di Lapangan Pakembinangun, Sleman, Kamis (25/1/2024) sore.

“Secara posisi di permainan sepak bola, saya bertolak belakang dengan ayah saya. Beliau dulunya bermain sebagai penyerang sementara saya berada di bawah mistar gawang atau kiper,” sambungnya.

Pria kelahiran 4 April 1998 tersebut bercerita mengenai posisi yang pernah ia coba di sepak bola hingga memantapkan pilihan sebagai penjaga gawang.

“Berbagai posisi pernah saya coba dari pemain depan kemudian gelandang, bek dan terakhir menjadi penjaga gawang hingga saat ini,” terangnya.

Mengenai posisi striker, menurut Pinthus setiap anak kecil yang bermain sepak bola pastinya ingin di posisi tersebut. Ia pun mengakui ingin menjadi seorang striker namun ketika mencoba sebagai penjaga gawang merasa ada tantangan yang lain.

“Karena saya tidak takut dengan bola kemudian memilih posisi penjaga gawang. Saya menyukai hal tersebut karena menjaga tim serta melakukan penyelamatan. Setelah itu, saya lebih memilih posisi penjaga gawang dalam sebuah tim. Saya pun langsung mengatakan inilah posisi saya,” ungkapnya.

Perjalanan panjang menjadi penjaga gawang profesional menyimpan banyak cerita yang membuat seorang pemain bernama lengkap Anthony Abadies Pinthus ini menjadi pribadi yang kuat dan tangguh menjalani karir.

“Saat itu saya bermain untuk FC Kosova yang membuat saya tidak bisa lagi bermain pada level Divisi 1 Swiss. Pada pagi hari, saya bekerja paruh waktu dengan menjadi penjaga di sebuah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) bensin lalu kemudian pada sore harinya berlatih sepak bola,” terangnya.

Dalam kondisi yang tidak beruntung tersebut, pria berjambang ini tetap tekun mewujudkan cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional. Berkat kesabaran dan ketabahannya, pada suatu hari Pinthus mendapatkan jalan rezeki usai memeriksa telepon genggamnya usai menjalani latihan.

“Ada nomor asing yang panjang masuk ke telepon genggam saya. Kemudian, saya membaca dan mengetahui pemilik nomor tersebut adalah Scott Cooper, pelatih kepala Tim Filipina saat itu. Ia meminta saya bergabung pada pemusatan latihan selama satu minggu di kota Manila untuk ajang Sea Games cabor sepak bola U 22 Timnas Filipina,” jelasnya.x

Mendapatkan kesempatan tersebut, Anthony Pinthus langsung memutuskan bergabung dengan Tim Filipina dan meninggalkan pekerjaannya sebagai penjaga SPBU bensin.

“Inilah kesempatan sekali seumur hidup yang harus saya ambil karena karir di sepak bola tidaklah panjang. Saya pun membulatkan tekad untuk bermain sepak bola profesional di Filipina dan selanjutnya adalah bagian dari sejarah,” pungkasnya.

(pssleman.id)