Official Site PSS Sleman

PSSLEMAN.ID, SLEMAN – Panitia Pelaksana (Panpel) PSS Sleman kembali menerapkan penukaran tiket gelang pada pembeli tiket online. Sebelumnya, Panpel PSS menggunakan pindai kode QR melalui gawai masing-masing penonton.

Hal ini membuat antrian panjang dikarenakan pemindaian yang memerlukan waktu. Kode QR juga menjadi cara penonton masuk ke area atau ring pertama stadion Maguwoharjo, Sleman.

“Penukaran tiket gelang ini dilakukan untuk meminimalisir penonton yang tidak memiliki tiket masuk ke ring pertama. Karena syarat masuk ring pertama adalah menunjukkan kode QR, banyak penonton yang memperlihatkan kode QR milik temannya hasil dari screenshot,” ujar ketua Panpel PSS, Yuyud Pujiarto di stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (25/1/2023) sore.

Yuyud, sapaan akrabnya juga menjelaskan tentu ada pro dan kontrak dari diberlakukannya penukaran tiket gelang ini.

“Pengalaman pada beberapa pertandingan sebelumnya, terdapat antrian yang cukup panjang di pintu masuk karena proses pemindaian yang cukup memakan waktu. Ini juga menjadi alasan penukaran tiket gelang dilakukan,” jelasnya.

“Walaupun tidak bisa dipungkiri hal ini menimbulkan pro dan kontra. Namun kami memilih untuk cara ternyaman PSS Fans bisa menikmati pertandingan yaitu dengan menukar tiket gelang,” sambungnya.

Penukaran tiket gelang menurut Yuyud memang bukan cara terbaik. Akan tetapi, ini bisa dilakukan sembari menemukan cara yang paling baik dan nyaman untuk PSS Fans menonton kebanggan Super Elja bertanding.

“Kami harus akui tentu penukaran tiket gelang bukan cara yang paling baik. Namun, untuk saat ini hal itu adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang kita semua tidak inginkan,” tuturnya.

Mensyukuri Kehadiran Penonton
Pria yang berprofesi sebagai guru ini juga sangat bersyukur dengan diperbolehkannya penonton hadir saat laga PSS.

“Terkait dengan keamanan kita sudah diizinkan menggunakan penoton dan itu merupakan hal yang wajib disyukuri karena banyak yang tidak mendapat izin dalam peaksanaan BRI Liga 1 putaran kedua,” ujarnya.

Kuota penonton yang maksimal menjadi hal yang belum bisa dilakukan di stadion Maguwoharjo, Sleman. Pasalnya, kapasitas stadion hanya berkisar 28 ribu setelah dihitung secara single seat.

“Setelah melakukan perhitungan single seat, stadion Maguwoharjo hanya terhitung sebanyak 28 ribu penonton. Oleh karena itu, Panpel PSS diberikan kuota dengan penonton 60 persen berdasarkan dari hasil rujukan nilai ‘Risk Assessment’ stadion maguwoharjo yang baru dalam kategori baik,” jelasnya.

“Karenanya, kami menghimbau dengan taraf percobaan menggunakan penonton ini, jika dalam fase percobaan menggunakan penonton terdapat kelalaian yang mengakibatkan hal yang tidak diinginkan terjadi, maka kita tidak menggunakan penonton seterusnya. Hal-hal yang harus dihindari salah satunya keributan penonton dan menyalakan flare di dalam stadion,” sambungnya.

Yuyud juga menjelaskan saat ini stadion Maguwoharjo sudah dilengkapi oleh 30 Closed Circuit Television (CCTV) yang telah disebar di berbagai titik di stadion.

“Stadion Maguwoharjo saat ini sudah dilengkapi dengan peralatan CCTV di mana terdapat 30 titik yang memudahkan pemantauan-pemantauan penonton baik di dalam stadion maupun di luar stadion,” pungkasnya.

(pssleman.id)