SLEMAN, PSS-SLEMAN.CO.ID – Laga away PSS Sleman kontra Persinga Ngawi, Minggu (15/05/2016) dibayangi krisis lini belakang. Sektor bek sayap menjadi masalah bagi PSS Sleman dalam mengarungi ISC B 2016, krisis ini dimulai dengan cidera serius yang menimpa Rasmoyo sehingga batal dikontrak manajemen PSS Sleman, diikuti cidera Tulus Septianto ketika melawan PSBI Blitar. Posisi wing back murni skuat Super Elang Jawa pada saat ini menyisakan tiga pemain, Rama Yoga, Deni Rumba, dan Tulus Septianto.
Partai melawan Slamet Sularso dkk, Seto Nurdiyantoro diharapkan mampu memberikan sentuhan kreatif kepada permainan PSS Sleman terlebih lagi lini belakang tim besutannya yang sedang mengalami krisis pemain. Kesiapan kondisi Tulus Septianto menjadi kebutuhan mutlak PSS Sleman di lini belakang dikarenakan saat ini hanya Deni Rumba dan Rama Yoga dalam kondisi bugar dan fit untuk diturunkan menjadi starting line up.
Menurut coach Seto, kondisi Tulus dipantau secara detail dan khusus, pasalnya tenaga pemain bernomor punggung 77 sangat dibutuhkan menghadapi laga lanjutan penyisihan grup 5 melawan tuan rumah Persinga Ngawi.
“Saya tidak akan memaksakan dia untuk ikut laga away di Ngawi apabila kondisinya belum fit 100%. Namun saya optimis melihat perkembangan kondisi dia sangat signifikan di beberapa latihan terakhir,” papar Seto Nurdiyantoro.
Deni Rumba dan Rama Yoga dalam dua laga awal kemenangan PSS Sleman berkontribusi dalam melakukan penyerangan dari sektor sayap ke lini depan melalui umpan-umpan silang. Krisis bek sayap membuat keduanya harus bermain lebih efektif serta efisien menginggat pada laga terakhir melawan Persinga Ngawi di laga uji coba pramusim, Slamet Larso dkk bermain ngotot dan keras sehingga membuat Rasmoyo mengalami cidera yang memaksanya harus menepi cukup lama.
Memainkan Waluyo dan Oya Winaldo di posisi bek sayap bisa menjadi pilihan Coach Seto untuk menutupi krisis wing back PSS Sleman atau dengan merubah pola permainan lini belakang baik ketika bertahan atau menyerang. Opsi ini bisa menjadi pilihan penting Seto cs dikarenakan empat pemain baru yang mengikuti seleksi di PSS Sleman tidak sesuai harapan pelatih.
Bermain efisien dan efektif menghadapi Persinga Ngawi menjadi salah satu opsi bagi PSS Sleman mendulang angka dari tim tuan rumah. Tim berjuluk Laskar Alas Ketonggo, memiliki level kebugaran yang lebih baik dibandingkan PSS Sleman, setelah menyelesaikan laga pertama praktis mereka memiliki rentang waktu dua minggu untuk mengembalikan kondisi kebugaran para pemainnya.
Menghadapi Persinga Ngawi skuat kedua PSS Sleman sempat melakukan latihan bersama dengan KKK Klajuran Godean dan menjadi ajang seleksi bagi pemain baru untuk PSS Sleman. Pasca latihan bersama tersebut, coach Seto tidak puas dengan pemain seleksi tersebut bahkan menilai kualitasnya masih dibawah skuat yang sudah ada.
Di tempat terpisah, manajer tim PSS Sleman, dr. Arief Juli Wibowo menanggapi pemain seleksi yang tidak sesuai rekomendasi tim pelatih, akan memaksimalkan skuat yang ada.
“Kami akan memaksimalkan pemain yang sudah ada, karena ketika liga sudah berjalan sangat sulit untuk mendapatkan pemain, selain itu kita tetap memantau pemain lain untuk menambah skuat Insyaa Allah lolos ke babak 16 besar,” ungkap pria yang akrab di sapa pak dokter. (mf/pss-sleman.co.id)