Official Site PSS Sleman

PSSLEMAN.ID/SLEMAN – Ngobrol bareng manajemen telah usai dilaksanakan pada Jumat (21/01/2022) malam di Omah PSS, Ngaglik, Sleman. Acara yang menghadirkan manajemen serta pelatih untuk tanya jawab bersama suporter itu dihadiri kurang lebih 30 orang Sleman Fans.

“Saya senang ya dengan adanya acara ini. Karena sepakbola itu menurut saya tentang mendengar. Banyak pemikiran baru yang saya dapat malam hari ini dan bisa jadi bahan evaluasi juga untuk kita tim pelatih,” ujar pelatih PSS, I Putu Gede pada sesi tanya jawab, Sabtu (21/01/2022) malam.

Ada sekitar 4 pertanyaan yang dilontarkan oleh suporter kepada manajemen terutama pelatih. Semua pertanyaan tersebut sudah dijawab dengan lugas baik dari direktur utama PT PSS, Andy Wardhanaputra, maupun coach Putu sapaan akrabnya.

Pengaruh Tim Analisis dan Revisi Target

Pertanyaan pertama suporter mengenai bagaimana pengaruh tim analisis PSS yang dinahkodai oleh video technical analyst PSS, Dani Rayoga. Menurutnya, hal tersebut sangat berpengaruh apalagi ia datang dengan waktu yang cukup mepet.

“Dani sangat membantu saya karena dengan waktu yang mepet saya perlu progress pada setiap latihan. Saya mau liat situasi pemain per pertandingan, jadi sebelum masuk di seri ke 4 putaran kedua itu kita hanya melakukan latihan 18 kali dengan 4 kali uji coba,” ungkap pria kelahiran Surabaya ini.

Ia merasa bersyukur karena para pemain mau “diracuni” oleh taktiknya dan ternyata sedikit berhasil. Hal tersebut sudah membuat dirinya sangat senang.

“Begitu saya masuk di sini, saya harus diperkuat dengan analisis kalau persiapan mepet seperti ini dan saya tidak ada analisis cukup sulit. Makanya saya minta ke Pak Andy untuk ada analisis terutama yang berperan yang menginput data. Karena saya juga tanya Dani dan dia senang. Kalau sudah senang pasti kerja akan lebih mudah,” ungkap coach Putu.

Mengenai target, mantan pelatih Persekat Tegal ini menyatakan itu menjadi motivasi kerja untuknya. Target yang ia tetapkan juga sama yaitu berada di papan atas BRI Liga 1 2021/2022.tahu

“Berjalannya waktu saya rasa kita punya jalan kesana. Kita juga gigih terutama pada saat melawan Arema. Jadi saya rasa untuk target kita tidak akan berubah dan tetap di papan atas,” urainya.

Bek Kiri, Rotasi Pemain, dan Riki Dwi

Bagian kiri pasukan Super Elang Jawa menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Teranyar, bek kiri PSS yang diturunkan saat itu yaitu Syaiful Ramadhan bermain kurang maksimal. Terlebih, banyak pemain yang dirotasi oleh coach Putu. Hal ini menjadi pertanyaan kedua yang ditanyakan oleh suporter pada malam itu.

“Mengenai Syaiful, mungkin dia butuh adaptasi di tim kita karena di PSPS dan PSMS dia selalu offensif, apalagi di PSMS dia benar-benar diberikan kebebasan untuk menekan dengan strategi rap-rap nya,” ungkapnya.

Mantan pemain timnas era 90-an ini bersama tim pelatih sudah mencoba memainkan beberapa pemain di sektor tersebut. Namun, ia merasa akan salah besar jika menaruh pemain yang bukan di posisinya.

“Saya rasa Syaiful bermain cukup bagus kemarin. Dia mau menutupi ruang kosong yang ada. Saya berharap dia bisa kembali ke performa terbaik secepatnya,” ujarnya.

Rotasi pemain yang banyak dilakukan oleh PSS saat melawan Madura United kemarin juga menjadi pertanyaan. Coach Putu menjawab hal tersebut memang bagian dari strategi yang ia jalankan.

“Mengenai Ramdani yang bermain, dia memang saya suruh untuk lebih ke dalam ketimbang melebar. Makanya saya masukkan dia agar lini tengah kita cukup kuat karena tidak ada Misbakus,” ungkapnya.

Akan tetapi semua berubah ketika kartu merah yang diterima oleh kiper PSS Sleman, Bagus Prasetiyo di menit ke-25. Namun ia bersyukur Miswar Saputra tampil apik sore itu.

“Untuk Riki juga dia bisa bermain di sayap ya, dia bisa dimana saja sebenarnya. Jadi ada kemungkinan dia dimainkan bersama Wander Luiz,” ujarnya.

Lisensi AFC, Lapangan Macanan, Lini Bisnis PT PSS

Lisensi AFC menjadi target yang tak kunjung terpenuhi oleh manajemen PT PSS. Hal ini kembali ditanyakan oleh suporter terutama mengenai kondisi terkini lapangan latihan PSS di Macanan, Sleman.

“Sebenarnya kita menargetkan tahun kemarin untuk mendapatkan lisensi AFC. Namun, ternyata kita terkendala karena infrastruktur. Jadi target kita tahun ini sudah bisa terpenuhi,” ungkap direktur utama PT PSS, Andy Wardhanaputra.

Menurutnya, stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga untuk mendapatkan lisensi, PSS harus berkolaborasi dengan Pemerintah terkait hal tersebut.

“Mengenai lapangan Macanan, kita sekarang sedang terus berlanjut ya untuk infrastruktur nya. Nantinya lapangan itu bisa kita gunakan untuk latihan akademi maupun first team dan bisa kita gunakan untuk coaching clinic,” tambahnya.

Saat disinggung mengenai lini bisnis PSS di industri sepakbola, pak Andy, sapaan akrabnya menambahkan ia ingin membawa PSS ke sepakbola modern.

“Kita sekarang sedang bertransformasi dan saya mau membawa PSS itu ke sepakbola yang modern. Salah satu nya PSS store, meski masih kecil tapi setidaknya kita sudah mulai. PSS akademi juga akan kita buat lebih baik lagi,” urainya.

Pak Andy menambahkan, Omah PSS yang menjadi markas manajemen juga akan dikembangkan dan akan ada museum, cafe, dan tempat gym juga. Ia juga akan mengembangkan digital marketing sehingga pemasukan PSS tidak hanya berputar pada jersi, papan iklan dan lain lain.

Eksistensi Pembinaan Usia Muda

Pembinaan usia muda yang dilakukan oleh tim Super Elang Jawa juga menjadi pertanyaan yang dilontarkan oleh suporter. Pak Andy menjawab pembinaan usia muda sudah berjalan sesuai jalurnya. Tinggal sarana dan prasarana yang sekarang sedang dikerjakan.

“Mengenai pembinaan usia muda, kita sudah mulai mengarah kesana. Kita menarik coach Guntur ke tim utama karena selama ini saya liat akademi dengan tim utama itu tidak nyambung. Jadi saya tarik coach Guntur biar ia lebih paham metode yang harus diterapkan di academy kita seperti apa. Sehingga akademi kita ini menjadi feeder buat kita dan anak-anak di Sleman bisa berkembang untuk bermain di PSS,” tegasnya.

Sebagai penutup, Pak Andy juga meminta dukungan dan pengawalan dari suporter untuk pembinaan usia muda yang ada di PSS.

Sistem Perekrutan PSS Development

Akademi PSS yang bernaung dibawah PSS Development Center juga tidak lepas dari pembahasan malam itu. Perekrutan di akademi menjadi hal yang ditanyakan terlebih masih banyak yang belum mengetahui bagaimana bisa masuk di akademi PSS.

“Selain jalur penerimaan reguler, kita juga melakukan perekrutan dari rekomendasi Askab Sleman. Karena memang sejarah itu terutama relasi dengan Askab sudah dari jaman perserikatan dan kita tetap pertahankan untuk mendapatkan bibit terbaik Sleman untuk bermain demi lambang candi di dada,” ungkap asisten manajer PSS, Muhammad Eksan.

Senada dengan Eksan, coach Putu juga menambahkan ia sepakat mengenai penerimaan akademi tersebut dan bisa mencontoh dari Akademi klub lain.

“Mengenai akademi saya sepakat. Karena kita kembali ke jaman dulu ketika zaman mas Eksan banyak yang ‘local pride’. Saya juga mengalami ketika saya bermain di Persebaya. Mentalitas pemain daerah menurut saya lebih besar karena ketika kalah kita tidak bisa kemana-mana dan pasti akan ditanya. Sehingga itu membuat saya tidak mau kalah,” urainya.

“Kita bisa mencontoh akademi Persebaya karena kompetisi internal mereka cukup tertata. Jadi menurut saya pemain bagus itu keluar dari kompetisi bukan latihan. Maka dari itu kita sebisa mungkin bersinergi dengan Askab agar lebih baik dalam pembinaan usia dini ke depannya,” ujarnya.

Terakhir, pelatih bernama lengkap I Putu Gede Swisantoso itu berpesan untuk meminta dukungan dari suporter dan meminta untuk suporter agar biasa saja ketika pemain bermain bagus.

“Saya sekarang belum memberikan apa-apa untuk PSS, karena saya baru 3 pertandingan juga. Saya juga minta dukungan dari suporter dan pemain juga bukan bintang iklan, kalau main bagus jangan terlalu dipuja, biasa-biasa saja. Kalau jelek silahkan dikomentari, soalnya nanti saya yang susah,” ucapnya.

“Hari ini sepakbola kita kejam, tadi sore kita juara, besok pagi kita diarak, besok sore kita tanding dan kalah. Jadi percuma juara kita. Makanya memberikan motivasi yang biasa saja karena salah satu menurunkan mental pemain karena itu,” tutupnya.

Coach Putu juga selalu mengingatkan pemain bahwa nama di punggung tidak akan lebih besar dari lambang di dada. Menurutnya, pemain bisa berganti, tapi klub akan tetap selalu berjalan.

“Makanya pemain yang datang di PSS harus seperti ini sesuai ciri khas. Pelatih juga harus seperti itu menurut saya. Suatu saat nanti kalau saya kalah saya ga masalah, karena saya akan bertanggung jawab,” tutupnya.

(pssleman.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.