SLEMAN, PSS-SLEMAN.CO.ID – Raihan kemenangan tiga gol PSS Sleman menyudahi perlawanan PSIS Semarang dalam laga uji coba, Minggu (27/03/2016) di stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman. Kemenangan ini ditutup dengan gol fantastis pemain bernomor punggung 15 Dirga Lasut, gol ini memanfaatkan kemelut di depan gawang PSIS Semarang setelah tim tuan rumah mendapatkan kesempatan tendangan sudut. Bola liar tersebut mampu dimanfaatkan oleh Dirga Lasut dengan penempatan bola tepat di sudut kanan gawang tim Mahesa Jenar.
Gol pamungkas kemenangan tersebut adalah legalitas dari penampilan apik secara menyeluruh Dirga Lasut menjadi metronom permainan tim PSS Sleman. Pergerakan pemain kelahiran Manado tersebut memang tidak begitu agresif, kecermatan melihat celah kelemahan lawan maupun timnya dapat di isi dengan timing yang tepat sehingga alur bola dari sisi pertahanan, tengah hingga ke barisan depan dapat berjalan dengan baik. Kehadiran di sektor tengah tim mampu dia jalankan dengan baik, sebagai deep playmaker dia mampu menetralisir bola serangan lawan, dan ketika bola berada di area pertahanan PSS Sleman dia mampu menginisiasi menjadi serangan melalui kedua sayap.
Mengutip peribahasa lama, tiada gading yang tak retak, permainan Dirga Lasut di menit-menit awal babak pertama tidak berkembang dengan baik. Tim Mahesa Jenar langsung bermain menekan sempat membuat sektor tengah PSS Sleman kalang kabut dan tidak adanya komunikasi yang terjalin antar pemain, hal ini pun sempat menjadi perhatian asisten pelatih Edy Broto. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tenang oleh Dirga Lasut berkat kekompakan pemain tengah lainnya, transisi pergerakan bola berjalan lancar dari berbagai lini. Memasuki menit ke-15' hingga berakhirnya babak pertama, tim Super Elang Jawa mampu menciptakan enam peluang emas dan berhasil mengkonversi menjadi satu gol melalui titik putih lewat tendangan Dicky Prayoga menit ke-39'.
Memasuki empat puluh lima menit babak kedua peran sentral Dirga Lasut sebagai seorang gelandang dapat dia jalankan dengan baik. Setiap celah posisi baik di area lawan atau PSS Sleman dia mampu hadir dengan hasil yang signifikan mengalirkan distribusi bola dari setiap lini. Dengan pergerakan yang efisien dia melakukan dengan waktu yang tepat dimana bola akan dia alirkan. Satu hal yang selalu dia lakukan ketika akan menerima bola, kedua matanya selalu awas dengan pergerakan pemain lawan atau rekan satu timnya sehingga setiap pergerakannya membawa bola memiliki prosentase keberhasilan yang besar ketika di umpan kepada rekannya. Beberapa kali serangan tim Mahesa Jenar kandas di kaki Dirga Lasut melalui intercept bersih dan bola dapat dia kuasai kembali.
Kehadiran seorang Dirga Lasut bagaikan dua sisi mata uang bagi PSS Sleman, di satu sisi kehadirannya memberikan kualitas permainan, dan di satu sisi lainnya akan timbul ketergantungan yang besar kepadanya. Hal ini tentu saja harus segera di antisipasi agar kualitas setiap pemain tengah PSS Sleman tidak mengalami ketimpangan yang luar biasa. Berbagi peran dapat dilakukan bertahap dengan catatan proses yang dilakukan pun secara baik dan benar. Kehadiran Seto Nurdiyantoro sebagai pelatih kepala PSS Sleman, sudah sangat jelas sekali pernyataannya. Dia ingin membuat tim yang kompetitif dan kemampuannya pun merata sehingga tidak ada lagi istilah pemain inti dan cadangan. (mf/pss-sleman.co.id)