SLEMAN PSS-SLEMAN.CO.ID – Publik sepakbola Sleman tidak terpengaruh dengan pageblug (keksiruhan) sepakbola nasional. Hal ini dibuktikan dengan membludaknya penonton yang hadir di Maguwoharjo International Stadium pada laga eksebisi HUT PSS Sleman ke-39 Sabtu (23/05/2015) malam. Antusiasme dikemas secara kreatif oleh Sleman Fans membuat jalannya laga eksebisi ini menjadi perhatian pecinta bola Sleman dan media massa. Hal ini menjadi pesan penting bagi PSSI dan Kemenpora untuk segera menyelesaikan konflik secara tuntas demi kepentingan sepakbola nasional.
Kata pageblug sendiri dalam budaya Jawa merupakan sebuah kejadian yang luar biasa dengan cakupan luas sehingga keadaan ini benar-benar menjadi momok masyarakat yang terkena dampak itu sendiri. PSS Sleman sebagai salah satu klub dibawah PSSI secara otomatis terkena dampak langsung pageblug diakibatkan organisasi olahraga tertua di negeri ini berkonflik dengan pemerintah.
Kemeriahan laga eksebisi ulang tahun PSS Sleman ke-39 tidak hanya menjadi pesan penting kepada PSSI dan Kemenpora, melainkan pada stakeholder sepakbola Sleman terkhusus pada manajemen tim berjuluk Super Elang Jawa. Antusiasme yang terbangun oleh Sleman Fans bukanlah pemberian cek kosong tanpa syarat kepada manajemen PSS Sleman, hal ini harus disikapi manajeman PSS Sleman secara terbuka dengan semangat untuk berani berubah sesuai perkembangan jaman.
Seusai laga eksebisi tim redaksi www.pss-sleman.co.id sempat melakukan wawancara kepada Sleman Fans yang hadir langsung di Maguwoharjo International Stadium, Sabtu (23/05/2015) malam. Hermawan salah satu Sleman Fans dari Sorogenen Kalasan memberikan apresiasi kepada Sleman Fans yang membuat koreografi di laga teresebut.
"Sleman Fans menunjukkan kedewasaan dan kreatifitas dalam memberikan dukungan kepada PSS Sleman. Jalannya pertandingan kondusif walau ada insiden di babak kedua. Hal ini harus menjadi perhatian manajemen PSS Sleman terutama Panpel Pertandingan untuk bersikap tegas dalam menempatkan suporter tamu," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Satrio warga Karangasem Condong Catur, mahasiswa UPN ini menyesalkan ketidaktegasan Panpel PSS Sleman dalam mengatur tempat duduk suporter tamu.
"Untuk kedepannya tempat duduk tim tamu diberi pembatas yang sifatnya semi permanen sehingga batasnya pun jelas. Aparat yang bertugas pun harus duduk disamping kanan kirinya dan bersikap antisipatif jangan sampai kecolongan terjadinya kericuhan antar suporter," ungkapnya. (mf/pss-sleman.co.id)